Universitas Islam Jember

80 Mahasiswa UIJ Lolos Program Kampus Mengajar

Mahasiswa Peserta Program Kampus Mengajar Angkatan Empat Erika Anugrah Heni, dia ditempatkan di SMP Muhammadiyah 12 Paleran. *Foto: Istimewa

LP3M, www.uij.ac.id – 80 Mahasiswa Universitas Islam Jember (UIJ) terpilih dalam seleksi Program Kampus Mengajar Angkatan Empat. Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Anis Rofi Hidayah, Kamis (20/10).

Namun, lanjutnya, yang mengikuti kegiatan itu ada 74 mahasiswa. Kemudian, juga ada tiga dosen yang lolos sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada program tersebut. “Kemudian dalam perkembangannya karena ada beberapa kendala, 74 mahasiswa yang mengikuti kegiatan,” ujarnya.

Kegiatan ini lanjutnya, merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Program ini kata dia, merupakan kegiatan pembelajaran diluar perguruan tinggi yang dapat diakui atau dikonversi maksimal 20 SKS. Penugasan mahasiswa kampus mengajar ini yakni selama lima bulan, terhitung dari tanggal 2 Agustus hingga 5 Desember nanti.

Dosen Fakultas Tarbiyah ini berharap, nantinya, mahasiswa maupun dosen di lingkungan UIJ akan lebih banyak lagi yang mengikuti program kampus mengajar. Kemungkinan lajut dia, Kampus Mengajar Angkatan Lima akan segera dibuka. Bahkan, targetnya lebih banyak dalam jumlah dan sebaran fakultas.

Sementara itu, salah satu mahasiswa yang lolos Erika Anugrah Heni mengatakan, semua peserta program ditempatkan di beberapa sekolah di Kabupaten Jember. Namun, ada juga yang di luar kota. Sebab, saat pendaftaran mereka diberi hak untuk memilih lembaga sesuai domisili. “Kalau saya di SMP Muhammadiyah 12 Paleran,” jelasnya.

Menurut dia, program ini dirinya ditugaskan untuk menjadi mitra guru guna berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan, strategi, dan model pembelajaran di literasi dan numerasi. “Jadi, kalau sudah mendapatkan ilmu di kampus tentang belajar gimana cara mengahadapi anak, belajar micro teaching yang biasanya muridnya itu mahasiswanya sendiri, sekarang itu kita berhadapan langsung, berinteraksi dengan siswanya,” jelasnya.

Erika juga mengatakan, dia sudah kedua kalinya mengikuti program MBKM ini. Sebelumnya, dia lolos serta ikut Magang dan Studi Independen (MSIB) Cycle 2 di tahun 2021 lalu. “Ini yang terkahir, karena hanya boleh mengikuti dua kali program,” lugasnya.

Selain itu, lanjut dia, mahasiswa juga mendapatkan biaya hidup bulanan sebesar Rp 1,2 juta dan bantuan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT). Berlaku bagi yang sedang tidak menerima bantuan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) seperti Bidikmisi dan KIP-K. Sedangkan, bagi mahasiswa yang telah menerima bantuan dari Belmawa, biaya hidupnya hanya mendapat Rp. 500 ribu per bulan.(*)

Pewarta: St. Soleha
Editor: Sugeng Hadi Wijaya

3 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Konten dilindungi ...
0
Anda suka tulisan ini.? Silahkan komenx
()
x